SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Perekonomian
Indonesia”
Disusun oleh:
Kelompok 1:
Faisal Rifaldi A (A10130162)
Maysarani Nur Pratiwi (A10140064)
Ai Komalasari (A10140080)
Putri Intan P (A10140033)
Putri Wulandari (A10130418)
Nadia Primadini (A10130408)
Lina Karlina A (A10130384)
Gitta Mutiarani (A10120152)
Kelas Manajemen H
STIE EKUITAS BANDUNG
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
Jl. PHH Mustofa
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha
Kuasa, salawat beserta salam Allah semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah menuntun kita dari zaman yang penuh dengan kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Dengan
begitu Penulis sangat memohon kemakluman dari pembaca atas kekurangan tersebut,
karena tidak ada yang sempurna seperti zat-Nya. Dan apa kata pepatah “ Tak ada
gading yang tak retak ” oleh karena itu, kritik dan saran yang positif dan
konstrutif sangat penulis harapkan demi lebih sempurnanya makalah ini. Sebagai
rasa hormat dan penghargaan, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut mendukung dan memberikan motivasi
atas tersusunnya makalah ini, baik yang memberikan motivasi lewat doa, dukungan
moril dan materil, yang sangat berharga bagi penulis.
Akhir kata semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi pembaca memberikan wawasan bagi penulis dan menjadi motivasi untuk
terus belajar dan menambah pengetahuan. Dan Semoga dengan makalah singkat
ini kita dapat lebih memahami bagaimana sebenarnya Sejarah Perkembangan
Perekonomian Indonesia.
Bandung, Februari 2017
Penulis
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................................
2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................4
I.3 Tujuan dan Manfaat Penulis ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................6
2.1 Sejarah Dan Sistem Ekonomi Indonesia ...........................................................................6
2.2 Sejarah Perekonomian Indonesia Sebelum Kemerdekaan ................................................6
2.3 Perekonomian pada Masa Orde Lama ............................................................................11
2.4 Perekonomian pada Masa Orde Baru .............................................................................12
2.5 Perekonomian pada masa Transisi ..................................................................................13
2.6 Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini .......................................................................14
2.7 Sejarah Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi ................................................15
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................18
3.2 Saran ...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................4
I.3 Tujuan dan Manfaat Penulis ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................6
2.1 Sejarah Dan Sistem Ekonomi Indonesia ...........................................................................6
2.2 Sejarah Perekonomian Indonesia Sebelum Kemerdekaan ................................................6
2.3 Perekonomian pada Masa Orde Lama ............................................................................11
2.4 Perekonomian pada Masa Orde Baru .............................................................................12
2.5 Perekonomian pada masa Transisi ..................................................................................13
2.6 Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini .......................................................................14
2.7 Sejarah Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi ................................................15
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................18
3.2 Saran ...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah
masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan,
yang berupa faktor- faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam
dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa. Seperti yang kita ketahui bahwa yang
menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang
dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga,
khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah
tersebut.
Pergulatan pemikiran tentang sistim ekonomi apa yang
sebaiknya di diterapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai
kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus
berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistim
ekonomipancasila SEP.
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa
Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta menyusun
pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama
berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi
liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan
kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi
yang baik harus berasaskan kekeluargaan.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa
Sejarah Perekonomian Indonesia?
b.
Bagaimana
perkembangan perekonomian sebelum masa kemerdekaan?
c.
Bagaimana
perkembangan Perekonomian Pada Masa Orde Lama?
d.
Bagaimana
perkembangan Perekonomian Pada Masa Orde Baru?
e.
Bagaimana
perekoniman pada masa transisi?
f.
Bagaimana
pekembangan Sejarah Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi?
I.3
Tujuan dan Manfaat Penulis
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk menjelaskan dan menerangkan tentang Perkembangan
Perekonomian Indonesia serta memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan
tersebut.
1.4 Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah :
·
Memberitahukan
kepada pembaca tentang Perkembangan Perekonomian di Indonesia
·
Menjelaskan
tentang Perekonomian yang ada di Indonesia sebelum kemerdekaan.
·
Menjelaskan
tentang Perekonomian pada masa Orde Lama.
·
Memberitahukan
kepada pembaca tentang Perekonomian pada masa Orde Baru
·
Menjelaskan
tentang Perkembangan Perekonomian Pada masa Reformasi
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Dan Sistem Ekonomi Indonesia
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua
Asia dan Eropa serta samudra Pasifik dan Hindia, sebuah posisi yang strategis
dalam jalur pelayaran niaga antar benua. Salah satu jalan sutra, yaitu jalur
sutra laut, ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui selat Malaka ke India.
Dari sini ada yang ke teluk Persia, melalui Suriah ke laut Tengah, ada yang ke
laut Merah melalui Mesir dan sampai juga ke laut Tengah (Van Leur).
Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya.
Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang “mampir”.
Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya.
Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang “mampir”.
Penggunaan uang yang berupa koin emas dan koin perak
sudah dikenal di masa itu, namun pemakaian uang baru mulai dikenal di masa
kerajaan-kerajaan Islam, misalnya picis yang terbuat dari timah di Cirebon.
Namun penggunaan uang masih terbatas, karena perdagangan barter banyak
berlangsung dalam sistem perdagangan Internasional. Karenanya, tidak terjadi
surplus atau defisit yang harus diimbangi dengan ekspor atau impor logam mulia.
Kejayaan suatu negeri dinilai dari luasnya wilayah,
penghasilan per tahun, dan ramainya pelabuhan.Hal itu disebabkan, kekuasaan dan
kekayaan kerajaan-kerajaan di Sumatera bersumber dari perniagaan, sedangkan di
Jawa, kedua hal itu bersumber dari pertanian dan perniagaan. Di masa pra
kolonial, pelayaran niaga lah yang cenderung lebih dominan.
Namun dapat dikatakan bahwa di Indonesia secara
keseluruhan, pertanian dan perniagaan sangat berpengaruh dalam perkembangan
perekonomian Indonesia, bahkan hingga saat ini. Sesuai masa kerajaan-kerajaan
Islam, pembabakan perjalanan perekonomian Indonesia dapat dibagi dalam empat
masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan masa reformasi.
2.2
Sejarah Perekonomian Indonesia Sebelum Kemerdekaan
Sebelum kemerdekaan Indonesia mengalami masa
penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode , ada empat negara yang pernah
menduduki Indonesia yaitu, Portugis ,Belanda , Inggris dan Jepang. Portugis
tidak mininggalkan jejak yang dalam di Indonesia karena keburu diusir oleh
Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama 350 tahun sudah di
menerapkan sebagai sistem untuk menganalisa sejarah perekonomian Indonesia,
rasanya perlu membagi masa pendudukan belanda menjadi beberapa periode,
bedasarkan perubahan-perubahan kebijakan yang mereka berlakukan di
Hindia-Belanda (sebutan Indonesia pada masa itu).
a.
Pada masa Vereenigde Oost-Indische Compagnie(VOC)
Perekonomian Indonesia pada masa VOC adalah
sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari
persaaingan antara sesama pedagang Belanda sekaligus untuk menyaingi perusahaan
imperlasis lain seperti EIC(pada perusahaan Inggris ),pada saat itu VOC diberi
hak oleh Ooctrooi, yang antara lain meliputi :
-
Hak
untuk mencetak uang
-
Hak
untuk mengangkat dan memberhentikan pegawai
-
Hak
menyatakan perang damai
-
Hak
untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
-
Hak
untuk membuat perjanjian dengan raja
Hak-hak itu seakan melegakan keadaan VOC sebagai
“penguasa”Hindia Belanda, Namun demikian bukan berarti bahwa seluruh
perekonomian Nusantara dikuasai oleh VOC kenyataannya sejak tahun 1620 VOC
hanya menguasai komoditi- komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa,
yaitu rempah-rempah.kota-kota dagang dan jalur pelayaran yang dikuasai adalah
untuk menjamin monopoli atas dasar komoditi itu, VOC juga belum membangun
sistem pasokan kebutuhan-kebutuhan hidup penduduk pribumi, peraturan-peraturan
yang ditetapkan VOC seperti verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil
bumi pada VOC juga menjaga harga rempah-rempah tetap tinggi, antara lain
dengan diadakannya pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanan
oleh penduduk, pelayaran Hongi dan hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang
jumlahnya melebihi peratiran) .semua peraturan itu pada umumnya hanya
diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi oleh VOC dari pola pelayaran
Niaga Samudera Hindia
Dengan monopoliu rempah-rempah diharapkan VOC
akan menambah isi kas negeri Belanda dan dengan begitu akan meningkatkan
pamor kekayaan Belanda disampinmg itu juga diterapkan preangerstelstel, yaitu
kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk priangan.bahkan ekspor kopi pada
masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang Cuma 1050
metrik ton
Namun beralawanan dengan kewajiban mekanisme prancis
yang melarang ekspor logam mulia,Belanda justru mengekspor perak kehindia
Belanda untuk tukar hasil bumi karena sebelum ada hasil bumi ekspor eropa
yang dapat ditawarkan sebagai komoditi imbabangan, ekspor perak itu tetap perlu
dilakukan, perak tetap digunakan dalam jumlah besar sebagai alat perimbangan
dalam neraca pembayaran sampai tahun 1870-an
Pada tahun 1795 VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeeksplorasikan kekayaan Hindia Belanda kegagagalan itu nampak pada defisit kas VOC yang antara lain disebabakan oleh:
Pada tahun 1795 VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeeksplorasikan kekayaan Hindia Belanda kegagagalan itu nampak pada defisit kas VOC yang antara lain disebabakan oleh:
-
Perang
terus menerus dilakukan oleh VOC dan memakai biaya besar terutama pada
perang di ponegoro
-
Penggunaan
tentara sewaan ya g membutuhkan biaya besar
-
Korupsi
yang dilakukan oleh tentara VOC sendiri
-
Pembagian
deviden kepada para saham,walaupun kas deficit
Maka voc diambil alih(digantiakn )oleh republik
bataf(Bataafsche republiek) Republik Bataaf dihadapkan pada keungan yang kacau
balau , selain karena peperanga sedang berkecamuk di Eropa(continental stelstel
oleh nepoleon )keboborokan bidang moneter sudah mencapai puncaknya akibat akan
ketergantungan akan impor perak dari Belanda pada masa VOC yang kini terlambat
oleh blokade inggris di Eropa, sebelum republik bataaf berbenah, Inggris
mengambilalih pemerintahan Hindia-Belanda.
b. Pada masa pendudukan Inggris
Inggris pada masanya berusaha merubah pola pajak bumi
yang telah hampir dua abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan
ladrent(pajak tanah) sistem ini sudah berhasil di India, dan Thomas stamfrod
raffles mengira sistem ini akan berhasil juga di Hindia- Belanda selain itu,
dengan landerent , maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli
barang produk Inggris atau yang di impor dari India, inilah imperialisme modern
yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya,
tetapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah, sesuai dengan
teori-teori mazhab klasik yang pada saat itu sedang berkembang di Eropa
antara lain :
Pendapat Adam smith bahwa tenaga kerja produktif adalah tenaga kerja yang mengahasilkan benda konkrit dan dapat dinilai pasar, sedangkan tenaga kerja tidak produktif menghasilkan jkasa dimana tidak menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini Inggris mengginkan tanah jajahannya juga meningkat kemakmurannya,agar bisa beli produk-produ yang di Inggris dan India sudah surplus (melebihi permintaa)
Pendapat Adam smith bahwa salah satu peranan ekspor adalah memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan (oleh Inggris) dan peranan penduduk dalam menyerap hasil produksi
The quantity theory of money bahwa kenaikan maupun penurunan tinkat harga dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar
Pendapat Adam smith bahwa tenaga kerja produktif adalah tenaga kerja yang mengahasilkan benda konkrit dan dapat dinilai pasar, sedangkan tenaga kerja tidak produktif menghasilkan jkasa dimana tidak menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini Inggris mengginkan tanah jajahannya juga meningkat kemakmurannya,agar bisa beli produk-produ yang di Inggris dan India sudah surplus (melebihi permintaa)
Pendapat Adam smith bahwa salah satu peranan ekspor adalah memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan (oleh Inggris) dan peranan penduduk dalam menyerap hasil produksi
The quantity theory of money bahwa kenaikan maupun penurunan tinkat harga dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar
Akan tetapi perubahan yang cukup mendasar dalam
perekonomian ini sulit dilakukan, dan bahkan mengalami kegagalan diakhiri
kekuasaan Inggris yang Cuma seumur jagung di Hindia Belanda ,sebab-sebanya
antara lain :
-
Masyarakat
Hinda Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang, apalagi untuk
menghitunh luas tanah yang kena pajak.
-
Pegawai
pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit
-
Kebijakan
ini kurang di dukun oleh raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau
mengakui suksesi jabatan turun-tenurun
c.
Cultuurstelstel ( sistem tanam paksa )
Cultuurstelstel( sistem tanam paksa ) mulai
diberlakukan pada tahunb 1836 atas inisiatif van de bosch, tujuannya adalah
untuk memproduksi berbagi komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia,
sejak saat itu, diperintahkan untuk membudi dayakan produk-produk selain kopi
dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, teh ,nila ,kina ,karet , kelapa
sawit dll, sitem ini jelas menekan penduduk pribumi , tapi amat jels
menguntungkan bagi Belnda apalagi dipadukan dengan sistem kosiyansi(monopoli
ekspor), setelah penerapan kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat perang
dengan Napoleon di Belanda langsung di gantikan berkali lipat .Sistem ini
merupakan penganti sitem landrent dalam rangka memeperkenalkan penggunaan uang
pada masyarakat pribumi. Masyarakat diwjibkan menanam tanaman komoditas ekspor
dan menjual hasilnya kegudang-gudang kemudian dibayar dengan harga yang
sudah ditentukan oleh pemerintah.cultuurstelstel melibatkan para bangsawan
dalam pengumpulannya, antra lain dengan memanfaatkan tatanan politik
mataraman-kewjiban rakyat dauntuk melakunakn berbagi tugas dengan tidak mendapatkan
imbalan – dan memotivasi para pejabat belandadengan cultuurprocenten( imbalan
yang akan diterima sesuaihasil produksi yang masuk kegudang ). Bagi masyarakat
pribumi sudah tentu cultuurstelstel amat memeras keringat dan darah mereka,
apalgi aturan kerja rodi juga masih diberlakukan, namun segi positifnya adalah
mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekpor yang pada
umumnya bukan tanaman asli indonesia, sedangkan masuknya ekonomi uang di
pedesaan memicu meningkatnya taraf hidup pada mereka, bvagi pemerintah belanda
ini berati bahwa masyrakat menyerap barang-barang impor yang mereka datang kan
ke Hindia Belanda dan ini juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi
lebih komersil, tercemin dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan
kegiatan ekonomi nonagaris. Jelas nya, dengan menerapakan cultuurstelstel,
pemerintah belanda membuktikan teori sewa tanah dari mazhad kalsik, yaitu
bahwa sewa tanah timbul dari keterbatasan kesuburan tanah, namun disini
pemerintah belanda belum menerima sewanya saja ,tanpa perlu mengeluarkan biaya
untuk memgharap tanh yang kian lama kian besaru menigkatkan penderitaan
rakyat,sesuai tori nilai lebih(karl max)bahwanilai lebih meningkatkan
kesejahteraan Beland kapsitas.
d.
Sistem ekonomi terbuka
Saat adanya desakan dari kaum humanis Belanda yang
mnengiginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik ,mendorong
pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan ekonominya, dibuatlah
peraturan-peraturan agraria yang baru ,yang antaralain mengatur tentang
persewaan tanah pada pihak swata untuk jangka waktu 75 tahun ,dan aturan tanah
yang boleh disewakan dan tidak boleh ,hal nampak juga masih tak lepas dari
teori-teori mazhab kalsik ,antara lain terlihat pada:
Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan
tanah , pihak swata mengolah perkebunaan swasta sebagai golongan kapasasiatas
dan masyarakat pribumi sebagai buruh pengggarap tanah Prinsip keuntungan absolut :bila disuatu
tempat harga berada diatas ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan ,maka pengusaha
memperolah laba yang begitu besar mengalir faktor produksi ketempat tersebut.
Laissez faire laissez passer, perekonomian
diserahkan pada pihak swasta ,walapun jelas pemerintah belanda masih memegang
peranan yang besar sebagai penjajah yang sengguhnya. Pada akhirnya sistem ini
bukan meningkatkan kesejaterahaan masyarakat pribumi tapi malah menambah
penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umunya tidak
diperlakukan layak. Penduduk jepang
(1942-1945) pemerintahan jepang menerapakan suatu kebijakan pengarahan sumber
daya ekonomi mendudukung gerak maju pasukan jepang dalam perang pasifik,sebagai
akibat, terjadinya perombakan besar-besaran dalam sturuktur ekonomi
masyarakat,kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan
pangan,karena produksi untuk memasuk bahan makanan untuk memasok pasukan
militer dan produksi minyak jarak untuk pelumnas pesawat tempur menempati
prioritas utama. Impor dan ekspor macet ,sehingga terjadi kelangkaan tekstil
yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Seperti inilah sistem
sosialis ala bala tentara Dai Nippon,segala hal diatur oleh pusat guna mencapai
kesejahteraanbersama yang diharapkan akan mencapai sesuai memenangkan perang
pasifik.
2.3
Perekonomian pada Masa Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah
bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara
resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di
dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama
pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) keadaan ekonomi
keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk karena inflasi yang disebabkan
oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada Oktober
1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai
pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup
pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas negara.
Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah
menempuh berbagai kegiatan, diantaranya :
-
Pinjaman
Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan persetujuan Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan
dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
-
Hubungan
dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC) berhasil mendatangkan
Kapal Martin Behrman di pelabuhan Ciberon yang mengangkut kebutuhan rakyat,
namun semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.
-
Konferensi
Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai peningkatan hasil produksi pangan,
distribusi bahan makanan, sandang, serta status dan administrasi perkebunan
asing.
-
Rencana
Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran memperbanyak kebun bibit dan
padi ungul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian,
menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
-
Keikutsertaan
Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional, mengaktifkan dan mengajak
partisipasi swasta dalam upaya menegakkan ekonomi pada awal kemerdekaan.
-
Nasionalisasi
de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia,
-
Sistem
Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group)
-
Sistem
Ekonomi Ali-Baba
2.4
Perekonomian pada Masa Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian
pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat
pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut
ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap
dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses
industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat
nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap
tahun. Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha
membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan
politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem
politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan
politik dunia yang lebih baik.
Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik
menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorintasi pada pengendalian
inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal
ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan
sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi
campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan
praktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam
perekonomian secara terbatas.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di
segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan
dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.
Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang
(25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita.
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil
swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan
rakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi,
dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan
preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil.
Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya,
ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia
merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai
tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala
bidang, terutama ekonomi.
2.5 Perekonomian pada masa Transisi
2.5 Perekonomian pada masa Transisi
Pada tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar baht
Thailand terhadap dolar AS mengalami suatu goncangan hebat akibat para investor
asing mengambil keputusan ‘jual’. Apa yang terjadi di Thailand akhirnya
merembet ke Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya, awal dari krisis
keuangan di Asia. Sejak saat itu, posisi mata uang Indonesia mulai tidak
stabil. Menanggapi perkembangan itu, pada bulan Juli 1997 BI melakukan 4 kali
intervensi yakni memperlebar tentang intervensi.
Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah yang
terus melemah mulai menggoncang perekonomian nasional. Untuk mencegah agar
keadaan tidak tambah memburuk, pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah
konkret, diantaranya menunda proyek-proyek senilai Rp 39 triliun dalam upaya
mengimbangi keterbatasan anggaran belanja negara yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan nilai rupiah tersebut.
Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi memiliki karakteristik sebagai berikut:
Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi memiliki karakteristik sebagai berikut:
Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada pertengahan
1997, pada saat itu dari Rop 2500 menjadi Rp 2650 per dollar AS. Sejak masa itu
keadaan rupiah menjadi tidak stabil.
Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi krisi ekonomi yang kemudian memuncuilkan krisis politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh habibie disebut pemerintahan reformasi. Namun, ternyata opemerintahan baru ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin menjadi, banyak kerusuhan.
Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi krisi ekonomi yang kemudian memuncuilkan krisis politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh habibie disebut pemerintahan reformasi. Namun, ternyata opemerintahan baru ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin menjadi, banyak kerusuhan.
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan
juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah,
hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya
menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober
1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
2.6
Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini
Sebagian orang berpendapat bahawa sistem yang
digunakan sekarang lebih condong ke barat atau disebut sistem ekonomi liberal/kapitalis,
sistem yang membebaskan segala macam bentuk kegiatan ekonomi. Pemerintah tak
ada urusan dengan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat. Mereka semua mendapat hak
yang sama untuk berkreatifitas tak ada larangan. Intinya adalah sistem ini semua
bebas melakukan apa saja sehingga tak mengherankan kaum pemodal atau kapital
menjadi kaum yang super power pada sistem ekonomi sehingga membuat yang miskin
semakin miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam,
kesenjangan sosial, itulah yang terjadi pada perekonomian Indonesia. Sistem
ekonomi liberal atau kapitalis yang tidak lama lagi akan menuju neo-liberal.
Indikasi sistem perekonomian Indonesia diarahkan untuk mengikuti mekanisme
pasar disamping dominasi kekuatan korporasi swasta yang semakin menguat. Sistem
neo-liberal ini semakin subur manakala bola salju globalisasi semakin memasuki
berbagai sendi-sendi kehidupan. Semula globalisasi masih terkait dengan bidang
informasi dan komunikasi, namun bola salju globalisasi semakin membesar dan menggulung
bidang lainnya termasuk sektor ekonomi,politik. Contohnya saja Harga BBM sudah
didesak agar secara bertahap mengikuti harga internasional. Di Indonesia
sendiri dapat dihitung para konglomerat yang menguasai perekonomian, itu hanya
ada segelintir orang saja. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuesi kita menganut
sistem kapitalis. Sebenarnya sistem inilah yang dijalan kan di Indonesia
walaupun pemerintah tidak mengakuinya secara terbuka.
Masuknya Sistem tersebut dapat kita lihat dari
beberapa Indikator yaitu :
-
Hapusnya
berbagai subsidi untuk masyarakat secara bertahap, sehingga harga barang barang
strategis ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar.
-
Nilai
Kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap, sehingga besar kecilnya kurs
rupiah akan ditentukan oleh mekanisme pasar.
-
Perusahaan
BUMN mulai beralih ke pihak swasta, sehingga peran pemerintah semakin
berkurang.
-
Keikutsertaan
bangsa Indonesai dalam kancah WTO dan perjanjian GATT yang semakin menunjukan
komitmen bangsa Indonesia dalam tata liberalisme dunia.
Dampak positif yang di timbulkan dari sistem kapitalis ini yaitu dari aspek permodalan, kita dapat dengan mudah mendapatkan modal dengan cepat dari investor asing sedangkan dampak negatif dari sistem ini banyak terjadi masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, krisis ekonomi dan hutang luar negeri yang tinggi.
Dampak positif yang di timbulkan dari sistem kapitalis ini yaitu dari aspek permodalan, kita dapat dengan mudah mendapatkan modal dengan cepat dari investor asing sedangkan dampak negatif dari sistem ini banyak terjadi masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, krisis ekonomi dan hutang luar negeri yang tinggi.
Namun meskipun demikian, bagi saya pribadi
perekonomian Indonesia bisa dikatakan cukup memperlihakan peningkatan yang bisa
dibanggakan. Terlihat pada saat terjadi krisis global, dimana banyak negara di
dunia mengalami krisis namun tidaklah demikian di Indonesia. Indonesia masih
bisa bertahan dari krisis ekonomi. Walaupun masih dapat bertahan, sudah
seharusnyalah pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia sadar untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia yang lebih baik lagi dengan memberantas KKN, memangkas
pengeluaran pemerintah, membuka lapangan pekerjaan, dan lebih memperhatian
rakyat demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada intinya
kerjasamalah yang dibutuhkan bangsa ini untuk mewujudkan tujuan tersebut.
2.7 Sejarah Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi
Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan presiden
BJ.Habibie, namun belum terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan
dikarenakan masih adanya persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada
masa orde baru. Kebijakan yang menjadi perhatian adalah cara mengendalikan
stabilitas politik. Sampai pada masa kepemimipinan presiden Abdurrahman Wahit,
Megawati Soekarnoputri, hingga sekarang masa kepemimpinan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pun masalah-masalah yang diwariskan dari masa orde baru masih
belum dapat diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya
KKN, inflasi, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah
yang menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
Kemudian pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh
Presiden Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan
Gusdur. Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan
adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun
masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu
hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak
baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama
pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia. Makin
rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
a. Masa
Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri
Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah
pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi
persoalan ekonomi antara lain:
-
Meminta
penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan paris Club ke dan
mengalokasikan pemabayaran utang luar negri sebesar 116,3 Trilliun.
-
Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Penjaualan tersebut
berhasil menaikan partumbuhan ekonomi Indonesia menajadi 4,1%. Namun kebijakan
ini menibulkan kontroversi yaitu BUMN yang di privatisasikan dijual pada perusahaan
asing.
b.
Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan kontroversial
pertama Presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, yang dilatarbelakangi
oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi
sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyrakat. Kemudian muncul pula kebijakan kontroversial yang
kedua yakni BLT bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin. Namun kebanyakan
BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagaiannya juga banyak
menimbulkan masalah sosial. Kebijkan yang ditempuh untuk meningkatkan
pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur summit pada
bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Dengan semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapakan jumlah
kesempatan kerja juga akan bertambah. Pada pertengahan bulan oktober 2006
Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 Miliar dolar AS.
Harapan kedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda IMF
dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
BAB
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Indonesia terletak di
posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta samudra Pasifik dan Hindia,
sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran niaga antar benua. Salah
satu jalan sutra, yaitu jalur sutra laut, ialah dari Tiongkok dan Indonesia,
melalui selat Malaka ke India. Dari sini ada yang ke teluk Persia, melalui
Suriah ke laut Tengah, ada yang ke laut Merah melalui Mesir dan sampai juga ke
laut Tengah (Van Leur). Perdagangan
laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi,
demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran
Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van
Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam
perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan
internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman
keemasannya. Sebelum merdeka, Indonesia
mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode. Ada empat negara
yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis, Belanda,Inggris, dan Jepang.
Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di Indonesia karena keburu
diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama sekitar 350
tahun, sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga kini.
Inflasi yang sangat
tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga
mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata
uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada
tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East
Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang
dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang
kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang
Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar
mempengaruhi kenaikan tingkat. harga. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak
bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI. Kas negara
kosong, eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun. Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun. Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memotivasi kita
semua untuk mempelajari tentang Sejarah Perekonomian Indonesia. Dan dengan
adanya makalah ini pula, penulis harapkan semoga dapat berguna bagi kita
semua sehingga bisa memperluas wawasan dan pengetahuan kita mengenai Perekonomian
yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrojogi, 2004, Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://labtani.wordpress.com/2008/11/07/sejarah-perekonomian-indonesia/
http://zonaekis.com/search/sejarah-perkembangan-sistem-perekonomian-indonesia
http://nuryana26.wordpress.com/2011/02/17/sejarah-dan-sistem-perekonomian-indonesia
Winkel, W.S, 1983. “Psikologi Pengajaran”. Lembaga Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Hegenhahn, B.R, 2009. “Theory Of Learning”. Jakarta : Kencana